Your browser is outdated!

To ensure you have the best experience and security possible, update your browser. Update now

×

Deril Alwinda

GIS Analyst

Deril Alwinda
38 years old
Driving License
Jakarta (40163) Indonesia
Professional Status
Employed
Open to opportunities
About Me
Geodetic Engineer that love cutting edge technology
Resume created on DoYouBuzz
Hanya Kata Kata derealvaganza.blogspot.com
Moments
22 Nov 2010

“What was the best coffee you ever had..?” (John Basilone, The Pacific part 7)


Ada beberapa kutipan yang saya inget dari film The Pacific, salah satunya waktu John Basilone ngobrol sama calon istrinya (yang nantinya jadi janda muda) di dapur barak. Salah satu obrolan santainya nyerempet soal kopi, kata si John Basilone di film ini kopi terenak yang pernah dia rasain adalah kopi yang diberikan oleh sersannya setelah kemenangannya di Guadalcanal. Kondisinya, badan memar – memar gak berbentuk, tangannya kena luka bakar, tanpa tidur sehari semalam, dan kemudian seseorang memberinya kopi, kopi hitam hambar disajikan di gelas kaleng ala militer. Kopi tereenak yang pernah dia rasakan. Ah, you see.. Bukan karena kopinya yang merupakan biji kopi pilihan (….? Kaya iklan..) tapi karena kondisi dan momen nya yang membuat kopi hambar menjadi kopi starbucks.


Momen bisa merubah setangkai bunga melebihi indahnya “Summer Palace”. Momen bisa merubah sebatang roko lebih nikmat dari cerutu kuba. Mengubah hal kecil menjadi keajaiban dunia.
Best coffee moment for me ?


Kondisinya kurang lebih seperti ini, suhu waktu itu mungkin 9 – 10 derajat celsius, jaket dan kaos kaki basah karena kehujanan saat di perjalanan, badan mengigil. Spontan saya meraih sebungkus roko yang saya simpan di saku jaket. Firasat kurang baik, bungkusnya terasa lembab dan sudah rusak. Dan memang benar, setelah saya buka dan liat isinya, kertas – kertas roko sudah jadi bubur dan tembakau – tembakaunya bertebaran. Lalu kemudian, seorang teman datang sambil membukakan bungkus rokonya seraya menawarkan roko. When I light it, It was honestly the best cigarette I ever had. Penggalan kisah sewaktu saya dan teman saya naik ke Gunung Slamet saat berisitrahat di Pos 6.
Hmm.. I guess it’s right. You appreciate things when you’re suffering. :D

Secret of Happiness
06 Nov 2010
Sedikit meng-quote dari buku Sang Alkemis-nya Paul Coelho..
Seorang pemilik toko mengirim puteranya untuk belajar tentang rahasia kebahagiaan dari pria yang paling bijaksana di dunia. Si bocah mengembara, menyeberangi gurun selama empatpuluh hari, dan akhirnya sampailah dia kesatu istana yang indah, tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.

"Tanpa mencari orang bijak itu dulu, pahlawan kita langsung saja memasuki ruang utama istana itu, melihat macam-macam kegiatan: para pedagang datang dan pergi, orang-orang berbincang di sudut-sudut, orkestra kecil memainkan musik yang lembut, dan ada sebuah meja yang dipenuhi piring-piring makanan terlezat yang ada di belahan dunia tersebut. Si orang bijak bercakap-cakap dengan setiap orang, dan si anak harus menunggu selama dua jam sebelum akhirnya dia mendapat perhatian orang itu.

Orang bijak itu mendengarkan dengan penuh perhatian keterangan si anak tentang alasan dia datang, tapi berkata bahwa dia tidak punya waktu untuk menerangkan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan anak itu untuk melihat-lihat istana dan kembali dalam dua jam.

"'Sambil kamu melihat-lihat, aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku,' kata orang bijak itu, menyodorkan sendok teh berisi dua tetes minyak. 'Sambil kamu keliling, bawalah sendok ini tanpa menumpahkan minyaknya.'"

"Anak tadi mulai naik turun tangga-tangga istana, dengan pandangan tetap ke arah sendok itu. Satelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat si orang bijak berada.

"'Nah,' tanya orang bijak itu, 'apakah kamu melihat tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku? Apakah kamu melihat taman yang ditata pakar pertamanan selama sepuluh tahun itu? Apakah kamu memperhatikan kertas kulit yang indah di perpustakaanku?

"Anak itu merasa malu, dan mengaku dia tidak memperhatikan apa-apa. Perhatiannya hanya tertuju pada minyak di sendok itu supaya tidak tumpah, seperti yang percayakan si orang bijak kepadanya.
"'Kembalilah dan perhatikan duniaku yang mengagumkan ini,' kata si orang bijak.
'Kamu tidak dapat mempercayai orang kalau kamu tidak tahu rumahnya.'

"Dengan lega, anak itu mengambil sendok tadi dan kembali menjelajahi istana itu, kali ini dia memperhatikan semua karya seni di atap dan dinding-dinding. Dia melihat taman-taman, pergunungan di sekelilingnya, bunga-bunga yang indah, dan mengagumi selera di balik pemilihan segenap hal yang ada di sana. Sekembalinya dia ke orang bijak itu, dia mengungkapkan secara terinci semua yang dilihatnya.
"'Tapi mana minyak yang kupercayakan padamu?' tanya si orang bijak.
"Memandang ke sendok yang dipegangnya, anak itu melihat minyak tadi telah
hilang.

"'Baiklah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan padamu,' kata manusia terbijak itu. 'Rahasia kebahagiaan adalah melihat semua keindahan dunia, dan tak pernah melupakan tetesan minyak di sendok."


Mungkin akan banyak interpretasi apabila diberi penggalan kisah seperti ini..
Saya mengintrepetasikannya, salah satu rahasia kebahagiaan adalah dengan lihat dan alamilah semua sudut dunia dan segala yang ditawarkan dunia tanpa melupakan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan semua yang dekat dengan kita. Intinya adalah keseimbangan antara kesenangan dunia dan tanggung jawab akan membawa kebahagiaan dan ketenangan. :)
Utopia
10 Sep 2010
Tower down a life time
countless moments there it sheletered
layering what a man become
an utopia it alone
regrets to many eyes
struggle to i believes
world judge the man
an utopia it remain
(Blank)
06 Sep 2010
Lama jam memandang halaman putih di depan monitor sudah tidak dapat terhitung lagi. Memang kadang, ide secemerlang apapun sulit apabila sudah lama tidak tertuangkan. Enggan untuk ditumpahkan.
Kedip - kedip 'text cursor' sepertinya menghipnotis agar berhenti untuk menghabiskan ruang dengan yang ada, mengejek kapsitas si pengisi ruang. Lebih baik tidak dituangkan dari pada menghabiskan spasi dan isi dunia yang hanya segini - gininya dengan kesia - siaan. Pesimis dan realistis.
'Text cursor' sialan, merasa menang karena tahu bahwa yang akan memenuhi ruang putih di sebelahnya hanyalah coretan tak berisi. Yah, mungkin memang benar. Toh, dia sudah pernah memanipulasi berjuta - juta kilometer persegi ruang putih dengan omong kosong. Seharusnya 'text cursor' sudah bisa membuat teorema sendiri berdasarkan eksperimen dengan sampel semesta. Teorema 'text cursor',begini kira2 isinya : "Peluang pengisian ruang putih dengan coretan, secara eksponensial akan bermakna kosong. Semakin banyak yang diisi, maka akan semakin bermakna kosong."

It's better to leave it (blank) if you don't know what you're going to write.
Hopefully the white space will be filled by people that know what they write.
Boundary..
15 May 2010
Seems ages since i write, trying to write again before i lose it again. I don't know why i write here, since i have another thing to write (read:my Final Assignment). Probably to bring that writing feel to life. So here i am, starting to write.
I don't know why i bother to write an explanation why i needed to write. So sad, apologizing to myself and try to make it up. It's funny and sad at the same time. Standing on a boundary, it's burning but try to laugh it up.
Enough..
Excuses..
Escapement..

It was a fine afternoon, i could see the sun peek it's light. It seems bigger even after the horizon cut it in half. I never see the sun that obvious, trying to make it's way to the world as if couple million of years wasn't enough. I watched it slips away.
It's getting cold immediately, i needed a blanket. I sew a blanket from a banana leaves. My dad taught me how to sew my life, so it shouldn't be a problem sewing a blanket out of banana leaves. Its more than enough for now, because i know even if i sew it from the finest wool out of the finest sheep, it couldn't keep me warm. The cold isn't coming from the air that left by the sun, the cold is coming from inside. Things i should have kept warm, and now its frozen. My soul is in hypothermia, a few degree colder then it certainly dies. Heartless, soulless. Unguided. I just made a description of me.
Chills.
I put the sewed blanket over so it covers my neck but it left my feet unguarded. The wind blow harder, making my feet unconsciously pull the blanket from my neck. Even my body disagree with each other. I don't blame them, It's me who have been keeping their warmth away from them. They probably demanded their warmth back. I'll try. I'll try to push a little more from this boundary, and regain my warmth. My long lost enthusiasm. My long lost soul. My long lost warmth.
The Pacific is Out.. :D
04 Apr 2010

Beberapa tahun yang lalu, tanpa sengaja nyewa DVD Band of Brothers. Waktu itu harga DVD masih mahal, jadi mendingan nyewa dari pada beli. Nyewa satu dvd dulu, isinya 4 episode. Then.. I end up borrowing all 6 dvds. Damn i love the movie.

Sekarang ada sekuelnya. Hmm.. bukan sekuelnya kali ya. Another story from the other side of the World War II. Judulnya "The Pacific". Belum ada dvd-nya, padahal udah nyari kemana2, jadinya harus nonton di HBO, kebetulan baru mulai ditayangin di HBO 3 April ini.
My opinion ? Karena baru awal2 episode jadi belum bisa ngebandingin sama "Band of Brothers". But, look like another great start from Steven Spielberg and Tom Hanks.

.An overview.


Difilmkan berdasarkan penggalan kisah masa peperangan dari dua orang pasukan marinir Amerika Serikat yang dibukukan. Judul bukunya "With the Old Breed : At Peleliu and Okinawa" (by Eugene Sledge) sama "Helmet of My Pillow" (by Robert Leckie). Nah, "The Pacific" ini nyeritain tentang dua penulis tadi sama satu orang marinir lain, John Basilone, sewaktu peperangan lawan Jepang di daerah Pasifik (iya lah, makanya dijudulin "The Pacific").
Filmnya nyeritain tentang peperangan di Guadalcanal, Cape Gloucester, Peleliu, Okinawa, dan tentunya Iwo Jima.
Seperti Band of Brothers, produsernya Tom Hanks sama Steven Spielberg. Kalo sutradaranya banyak.

Hmm.. kapan ya Indonesia bikin mini seri tentang perjuangan masa perang. Kebanyakan bikin mini seri perjuangan kehidupan (aka Sinetron). Padahal kalo bikin mini seri kaya "Band of Brothers" atau "The Pacific", bisa membangkitkan rasa patriotik dan rasa nasionalis bangsa Indonesia. :D

"A big nation is one that remembers and appreciate their history."
Boy
21 Mar 2010
A boy wear nothing but shorts and singlets, running as if his two legs were only made for it. He leap through the air with wings he made out of his mind. Boy, how i envy him, wings out of his own imagination.
The boy told stories, stories that he believed were true never care what people think, what true to him will always true. A man told me, with that kind of thinking you should go to the highest top of mountain or to the deepest sea of ocean because you would never be accepted everywhere in the society, ah you see I accepted the boy as he is be cause his believe on himself. Jealousness trampled me once again as i mirrored myself to the boy.
It got me thinking, was i ever that boy ? Did i have legs that only made for running ? Did i have those wings ? Did i have those moments..? I had those moments, but i started to believe that those wings were not real. These legs are not strong. These minds can't made wings. These stories are unacceptable for them. Geez.. How i wish i have his minds, free and original.
New Strategy..
01 Mar 2010
Hmm.. march already..
March and still undone..

Target februari beres nulis ternyata tidak terlaksanakan, kalah sama diri sendiri, mengecawakan. Harus bikin strategi baru buat nulis karena rasanya strategi lalu sudah usang dan tidak layak pakai karena kondisinya pun sudah berubah. Pekerjaan baru lagi menunggu untuk diselesaikan, kamaren yang judulnya "Strategi Menulis di Saat Malas" berubah menjadi "Strategi Menulis di saat Banyak Pekerjaan". Rintangan menulis di saat banyak pekerjaan..?
1. Gak fokus, lagi nulis inget kerjaan, lagi kerja inget nulis. Geez..
2. Prioritas! Pekerjaan dulu atau nulis dulu ? Karena 2-2 nya ada target yang harus tercapai
3. Volume pekerjaan dan menulis setiap harinya, berapa banyak nulis untuk hari ini, berapa banyak kerja untuk haru esok, berapa banyak nulis untuk hari lusa and on and on and on and on and on.. *hrmph*
And it all comes down to 'time management', which i always fail about 90 percent out of my time.. Mungkin strategi sekarang, go with the flow.. Ketika mood nulis baru nulis, sisanya untuk kuliah, kerjaan, main dan lain lain dan lain lain.. :) Toh, sesuatu yang dipaksakan hasilnya gak akan baik kan..? kan..? (there goes another excuse..)

Excuses are excuses..
New Age Passes By
01 Feb 2010
Age..? 24 sir..
Occupation..? Student..
Post-Graduate..? Nope, under-graduate..
Hmmmm..? Yup i know, hmm..

Sometimes, i wonder how this would end.. Wrap it up unsatisfactoryly (is this a word..?), and the hell with it.. it's lucky enough for me if make it out alive and well. I'm running our of words, running out of time, running out of energy, and running out of life. I wonder how i would catch up with everything out there. The damn world just won't stop, and it certainly won't even wait moreover for me. For now, trying my best is the only thing i could do. A little pressure maybe..? Nah, a pressure won't do much for me.. A little motivation..? Yeah, probably that's what i needed, a little motivation to do what i got to do..

Hmm.. A little mucic might motivate me a bit.. ;)
It's a new dawn, it's new day, it's a new life.. And i'm feeling good! -Michael Bubble-
Movie Quotes
16 Jan 2010
Some movies are just too hard to forget.. Some movie quotes, that have always been my quotes everywhere..

The Godftaher :

"Leave the gun, take the connolly.."-Clemenze at Godtfather

"Don't you know that I would use all of my power to prevent something like that happening ?"-Michael Corleone

Meet Joe Black :

"Multiply it by infinity and take it to depth of forever, and you will still have barely a glimpse of what i'm talking about "-Joe Black

"Who are you Joe..?"

Lord Of the Ring :

"You have no power here, Gandalf"-

"Their armor is weak beneath the neck.. and beneath the arm"-Legolas


Yah.. beberapa film memang punya momen - momen yang gak bisa dilupakkan sampai quotenya pun selalu terngiang2..

Ah, satu lagi..

Inuyasha :

"Bakkaaaaa..!! "

Hahaha..
Tweaking..
07 Jan 2010
Sempet bermain - main dengan OS linux di laptop pertama gw (the DELL !!). Karena laptopnya ilang, gw lanjutin proyek linux gw di laptop baru gw. Dual booth sama windows 7, soalnya masih banyak software - software untuk kerjaan yang gak bisa tergantikan di OS linux. Secara pribadi gw selalu tertarik dengan OS Open Source, karena efek desktop-nya yang bisa dimainin. Pertama kali nyoba ubuntu, berhasil diinstall tapi gak bisa diupdate karena yang diinstall ternyata versi lama gara - gara males download dari internet. Nyari - nyari DVD OS linux lain, dan menemukan OPENSuse!! :D Diliat dari isinya, kayanya masih baru jadi langsung gw beli.


Butuh waktu 3 hari 2 malam untuk bisa diinstall dan berhasil dual booth dengan windows 7 karena gak ada pendamping waktu nginstallnya ( 7 kali reinstall, 2 kali format ulang partisi). Gak sampe situ, laptop gw kebetulan pake VGA produk ATI Radeon dan ternyata Driver ATI Radeon yang baru (Catalyst 9.14 for linux) gak compatible ama OpenSUSE terbaru (11.2) , jadi 3 hari 2 malam berikutnya digunakan sepenuhnya untuk ngatasin masalah ini. Dan teratasi dengan bantuan forum OpenSUSE. Thanx God :D

The result..?



















Not bad for first timer huh ? ;) But, 0ne problem solved another is waiting.. Tapi itulah bagusnya OS Open Source, gak mengenal batas.. bisa dimain2in sesuka kita asal harus sabar untuk cari tau caranya.
The lost one.. and the new one..
02 Jan 2010
Laptop lama gw yang hilang saat gw tidur nyenyak di kostan tmeen di daerah Cisitu.. AAARRGH!!

DELL Inspiron 6400

Intel Core Duo T2400 / 5 Mb Cache / 1.83 GHz / 667 MHZ FSB
15.4" Wide-screen XGA Display + Truelife
120 Gb 5400 rpm Sata Hard Drive
1 Gb DDR2 SDRAM / 553 MHZ
NVIDIA GeForce Go 7300


Gw beli waktu itu harganya 9 jt-an (2006)

Eng ing eng.. laptop baru gw


ASUS F83SE-26DX

Intel Core 2 Duo P8800 (266GHz,FSB 1066 MHz, L2 3 MB)
Main Memory 4 GB DDR2
Graphic system ATI Radeon HD 4570
Display 14 inch WXGA (1366×768)
HDD 500 GB 5400 RPM



Beli di Bandung Electronic Centre dengan harga 8.8 jt (US$919)

Untungya semua data yang ada di laptop DELL sudah dibackup semua ke hard disk eksternal karena baru saja di-install ulang. Chargernya gak dibawa sama si maling, padahal umur batere laptop gw (yang DELL) cuma 10 menit kalo tanpa casan. However, the moral of the story, lock your room before you go to bed.

So long my DELL, I hope you're happy out there in the wild.. >.<

Untuk si maling.. silahkan bawa laptop gw, ama dosa2 gw juga.. *sigh*
What done.. and what should be done..
09 Dec 2009
Sudah 2 minggu dari kepulangan mencari data di Medan. Seharusnya sudah mulai menulis, tapi sepertinya malas ini terperangkap dan tak mau pergi dari otak. Buku full color setebal 600 halaman dan dicetak di kertas lux berjudulkan "Geographical Infromation System", niatnya dibaca dan diterjemahin sebagai bahan BAB II. Tapi niat tinggallah niat, sudah 3 hari si buku tergeletak tak tersentuh di atas kasur, sebenarnya sengaja ditaro di atas kasur sebagai motivasi dan menyinggung diri sendiri supayak dibaca pas bangun tidur dan sebelum tidur. Jadi pekerjaan saya 2 minggu ini ngapain ya ? Rasanya kebanyakan buang2 waktu. Kemarin saja baru unduh e-book dari internet (wtf am i thinking ?), kalo ditambah2 e-booknya bisa nyampe 3 Giga. Nah, jadi kerjaan saya, karena niat membeli buku gak kesampean, yah baca novel - novel itu.
"Just one more book..then i'll start to write.." That's what i kept telling myself. Sampai sekarang..? 5 buku e-book novel fiksi terbaca, belum satu halaman non-fiksi tertulis. I don't know, just not enough motivation that tell me to write.

Maybe tomorrow, for now i'll finish just one more unfinished book.. >.<
Masih.. Di Medan
15 Nov 2009

View Larger Map

Perkiraan meleset, prediksi awal dalam 30 hari sudah beres semua pekerjaan. Ternyata, masih belum sempurna. Targetnya sebelum kepala BAPPEDA Medan berangkat haji, pekerjaan sudah kelar, tapi sudah seminggu kepala BAPPEDA berangkat pekerjaan belum juga beres. Kemarin dosen pembimbing datang ke Medan, niatnya mau ke wilayah Asahan untuk menyelesaikan urusan administrasi di sana jadi sekalian mampir, menjenguk kami ini yang sedang TA di Medan. Ternyata masih ada beberapa peta yang harus ditampilkan. Padahal, niatnya tanggal 18 sudah bisa bertolak ke Bandung kembali. Yeah, i wish.. :p Mungkin diundur untuk satu atau dua minggu lagi. Yah, mudah2an saja cukup seminggu lagi.

One difficulty at a time
26 Oct 2009
Kembali merumput di tempat yang sama. Masih sama seperti yang kutinggalkan satu bulan yang lalu. Kursi biru usang, tempat aku biasanya menghempaskan diriku sesaat aku datang, masih tetap usang. Bau tembakau yang menyengat, masih tetap menyengat . Sapaan - sapaan para pegawai, masih tetap ramah. Akhirnya kembali juga aku ke sini, ruangan kecil di pojok kantor yang seharusnya berfungsi menjadi ruang rapat kecil, semenjak aku ke sini disulap menjadi sebuah ruangan bekerja yang cukup unuk menampung empat orang pekerja dan dua komputer, dua laptop, dan satu server di atas mejanya. Jam 8 tepat, kopi susu dan roti cokelat sudah terhidang di atas meja, satu batang tembaku melengkapi segalanya. Permulaan yang sangat baik untuk mulai bekerja. Ya aku tau, aku bukan pekerja keras, jadi minimal kondisi awal seperti ini membuatku mau bekerja semaksimal mungkin, even though my best won't be good enough. :)
Langkah - langkah sudah dipersiapkan semenjak di Bandung, kalau dilihat dari plan di Bandung seperitnya mudah dilaksanakan. Presentasi, ambil data, bekerja dengan data, lalu pulang ke Bandung. Tapi sepertinya tidak bisa demikian, sampai saat ini pun belum melakukan presentasi, jadi pengambilan data dilakukan dengan bertanya - tanya seadanya. Yah, berhubung pekerjaan aku adalah pengimplimentasian yang mana konsepnya temanku yang buat, jadi harus menunggu sampai konsepnya matang baru kemudian diimplementasikan. Kenyataan kedua, pembuatan konsep tidak secepat dan semudah yang dibayangkan, dengan bertanya ke sini dan ke situ pun masih harus banyak yang harus dipikirkan demi mematangkan konsep. Yah, selagi masih mematangkan konsep aku gunakan waktu untuk berlatih pengimplemantasian dengan pMapper.

One difficulty at a time, first thing first..
Jurnal Medan (Again) : Unfamiliar Ceiling
22 Oct 2009
Masih berat mata ini, tapi suara hiruk pikuk dan kebisingan di luar tak henti - hentinya berusaha menbangunkan diriku yang masih ingin terus terlelap. Dan akhirnya, aku kalah telak dan menyerah kepada keadaan. Kubuka mata ini, dan aku disambut oleh langit - langit putih tanpa dekorasi tanpa motif, sepersekian detik aku pertanyakan dimana langit - langit coklat berhiaskan motif kayu berlintang 45 derajat yang biasanya menyambutku pada saat aku bangun ? Ah, ternyata aku belum terharmoni dengan keadaan sekitar, memang butuh waktu beberapa hari lagi untuk bisa berselaras dan bersenada dengan lingkungan baru. Kutatap sumber cahaya dari jendela yang persis di sebelah tempat tadi aku tidur, mendung ternyata. Jam berapa kira - kira ini ? Melihat dari cahaya matahari dan arah jatuhnya bayangan, sepertinya sih jam 8 atau jam 9an. Kuambil jam untuk memastikan waktu, jam 11 ternyata.. Pas juga waktu tidurku ini, 8 jam..
Penasaran dengan kebisingan di luar, aku keluar sekalian melihat keadaan meja makan. Ternyata sumber kebisingannya dari tukang - tukang yang memperbaiki jalan , supaya baik jalannya (Kaya Lagu Delman). Lantai garasi di depan rumah om-ku ini memang sudah lepas - lepas dari tanah karena memang dibuat dari batu - batu yang ditempelkan ke tanah, jadi harus selalu diperbaiki secara periodik. Dan om-ku ini mau menumbuhkan rumput di antara batu - batu yang dijadikan lantai menuju garasi itu, supaya nantinya lantai menuju garasi itu akan dijadikan rumput. Dia juga pernah menceritakan, kalau rumput yang akan ditanam adalah rumput gajah, karena rumput Swiss tidak bisa tumbuh kalau tergeleng - geleng mobil. Karena tidak mengerti masalah rumput dan jenisnya, aku melihat ke lantai garasi agar terlihat tertarik dengan rumput yang akan ditanam di lantai garasi. Memang sedikit unik om-ku ini.
Malam minggu di Medan, tadinya berniat untuk ke kantor Bappeda sekalian silaturahmi, namun karena Kepala Bappedanya sedang ke luar kota jadi malam minggu ini bisa dijadikan waktu lowong untuk keliling Medan, sekalian dalam rangka mengharmonisasikan diri kembali di Medan. Agar bisa terpenuhi misi penting ini, si Yudha pun mengajak adik temannya yang punya alat transportasi darat 4 roda. Alhasil menjadi malam minggu pertama di Medan yang benar - benar dapat dikatakan sebagai malam minggu, Sun Plaza - USU - Merdeka Walk - Medan Fair, pulang sampai rumah keletihan jam 10 malam. Har minggu mungkin tidak bisa berkeliling lagi, karena harus mulai persiapan untuk kembali ke Kantor BAPPEDA.
At last at least mission accomplished! :D
Journal Medan (Again)
20 Oct 2009

Sebulan lebih kami tidak menapakkan kaki di kota ini.  Langkah pertama di kota ini dimulai dengan nada air dari langkah kaki ketika berjalan menapaki permukaan aspal Polonia.  Ternyata malam pertama di kota ini diberkahi dengan hujan, hujan lebat dan berpetir.  Memang terasa guncangan pada saat terjadi di udara, tapi untungnya pendaratan dilakukan dengan baik bahkan mendekati sempurna.  Kata seorang teman saya “hujan membawa berkah” tapi sepertinya sudah gak berlaku untuk kota – kota besat.  Pengalaman saya hidup di kota besar, hujan membawa dua hal, macet dan banjir.  Terkecuali untuk orang yang beropini bahwa macet dan banjir adalah berkah, maka menurut saya opini hujan membawa berkah sudah tidak berdasarkan lagi (red-invalid). Hujan yang lebat dan petir yang dasyhat membuat kami terbirit - birit mecari perlindungan terdekat, dengan sigap kami lari menuju ruangan bandara.  Di sana sudah menunggu satu orang utusan dari ‘kediaman’, figurnya kekar dan tinggi, orang terakhir dalam daftar ‘orang yang cari ribut.  Tetapi begitu diminta untuk mengambil troley untuk bawaan barang kami, dalam waktu 2 menit dia sudah siap dengnan troley, padahal troley di Polonia bisa tergolong barang langka gara- gara sudah dibooking oleh courier – courier bandara.  Hebat, patut diacungkan dua jempol memang didikkan TNI. 

 


Suasana kota Medan malam hari, tidak membuat rindu memang, namun berbeda dengan kota Bandung jadi membuat saya selalu tertarik.  Malam jam 7, kota Metropoloitan ke 3 Indonesia ini sudah tampak lengang dan gelap.  Namun suasana malam ini sedikit berbeda, hujan yang membasahi jalanan kota Medan memantulkan cahaya dan nuansa lebih, membuat perjalanan 10 menit dari Polonia ke kediaman menjadi sangat tidak terasa, setangah hati rasanya turun dan meninggalkan suasana yang unik tadi.

Om saya menjemput saya dari kediaman Sudirman, senyum hangatnya yang menyambut kedatangan saya membuat ‘rumah’ baru di kota yang berjarak ratusan kilo dari ‘rumah’ saya yang asli.   Yup, sepertinya selama saya di Medan ini saya tidak akan merasa jauh dari rumah.  Suasana yang hangat dan nyaman ini akan saya jadikan fondasi yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan saya di sini.

Membuka Mata dan Pikiran
06 Sep 2009
Bekerja di instansi pemerintahan, walaupun hanya sebentar, sedikit membuat mengerti apa yang terjadi di dalam suatu sistem, khususnya sistem pemerintahan. Suatu prinsip dan idealis yang dipegang teguh selama ini, bisa - bisa runtuh seketika demi mengikuti sistem yang ada. Bahkan prinsip hiduppun bisa dilengkungkan sebisa mungkin untuk bisa bertahan di sistem. Sangat banyak aturan - aturan tak tertulis yang harus diikuti untuk bisa bertahan di dalam sistem. Orang sering menyebutnya sebagai 'aturan main'. Untuk mendapatkan sesuatu harus melakukan sesuatu. Yah, memang begitulah yang terjadi. Tidak aneh, karena dalam norma kehidupanpun memang seperti itu. Tidak profesional, tentu. Subjektif ? Sangat subjektif!. Sistem yang ada walaupun dibuat sesempurna mungkin, dapat dengan mudahnya dikacaukan bersama oleh yang menjalankannya.
Bukan kritik, bukan juga saran.. Hanya pengungkapan realita..

Are you with me ? If you're not, you're out!
Handuk
25 Aug 2009
Saya pernah dibelikan handuk, warnanya biru. Ukurannya kecil, lebih kecil dari handuk mandi biasa tapi lebih besar sedikit dibandingkan untuk kain untuk mengepel lantai. Semenjak dibelikan handuk ini oleh mama saya, saya klaim handuk ini sabagai handuk lapangan.. Tidak pernah dipakai kecuali di lapangan, tapi akhir2 ini sering dipakai di rumah karena handuk saya untuk biasa mandi sudah compang camping.. Handuk lapangan ini memang dekil, yah namanya juga sering dipakai di lapangan, suka tiba2 dijadikan lap untuk minuman tumpah dan lap untuk ngangkat panci panas. Nah, perjalanan saya ke Medan ini, begitu saya diingatkan untuk membawa handuk, pikiran saya langsung ke handuk kecil warna biru kehitam2an ini, supaya mudah bawanya, travel bag saya sudah cukup penuh oleh baju, laptop, dan titipan untuk om saya di Medan.
Hari ke4 saya di Medan, setelah mandi saya melihat teman saya, Yudha, menjemur handuk di dalam. Halah, masa jemur di dalam ? Kapan keringnya ? Dengan sombongnya, saya menjemur handuk kecil lapangan saya itu di luar, di tempat matahari langsung menyengat dan kebetulan ada jemurn handuk juga di luar ruangan, semakin merasa menang saya dengan kecerdasan saya untuk menjemur handuk di luar. Namun, tak disangka.. Sorenya hujan lebat.. Handuk sayapun basah di luar sendirian.. (*Sigh*) Dan saya baru sadar bahwa handuk saya basah ketika paginya mau mangambil handuk buat mandi..

A little lesson, check the forecast before u dry your wet towel.. Damn..
Journal Medan
21 Aug 2009
Mendarat hari Kamis tanggal 18 Agustus 2009 jam 08.00 WIB dengan pesawat Boeing 737-900 ER-nya Lion Air, pertama kalinya saya menapakkan kaki di kota ke -3 terbesar di Nusantara ini (katanya sih gitu...). Keluar dari pesawat, musuh pertama yang harus ditaklukkan adalah panasnya kota ini!! Pagi hari, panasnya udah kaya gini.. sudah dapat dipastikan siangnya panasnya bukan main.. >.<
Keluar dari airport, dijemput om saya yang kebetulan sudah lama di Medan, jadi pengusaha sukses di Medan. Biasanya orang merantau ke pulau Jawa dan jadi sukses, nah kalo om saya ini merantau dari nyamannya Bandung ke Pulau Sumatra, kemudian merintis usaha dan manjadi pengusaha sukses di Medan ini. Salah satu figur yang saya kagumi.
Hari pertama di Medan Orientasi Sosial, bertemu dosen yang sudah menunggu di Medan ini sekalian bertemu kepala BAPPEDA Medan yang juga alumni Geodesi ITB angkatan 70an, seangkatan dengan salah satu professor GPS di Geodesi ITB. Orang Medan memang suka bercerita (ref : Penceramah khotbah Jum'at, Mesjid Walikota Medan), Kantor Kepala BAPPEDAnya tidak pernah surut tamu, tamu berdatangan satu per satu ke kantornya, kemudian bercerita panjang lebar tentang segala hal mengenai segala hal, dengan logat Medannya. Cerita yang kurang seru-pun terdengar seru kalo sudah ditambahkan bumbu logat Medan. Malam pertama saya di Medan, bermalam di rumah Kepala BAPPEDA Medan. Rumahnya sederhana dan hangat, tidak menampakkan jabatannya tapi sangat menampakkan figurnya.
Hari ke2 di Medan, persiapan dalam rangka membuat SIG dan masih Orientasi Sosial. Dikenalkan dengan orang - orang BAPPEDA yang akan membantu dalam proses pembuatan SIG Medan. Bang Dolly dan Bang Hendra namanya, pagawai Sipil sejak 10 tahun yang lalu sejak lulus SMA, hebat juga orang berdua itu namatin S1 sambil kerja di BAPPEDA. Masih muda, jadi unutk mengakrabkan diri tidak terlalu sulit juga, sepertinya bisa diandalkan dan bisa menjadi anggota tim yang baik. Semoga demikian.
Hari ke 3, Libur Orientasi Spatial. Kami pergi jalan2 ke mall dan "BEC"-nya Medan. Yah.. kalo di BEC kita sangat familiar dengan kata2 "A, Jual HP a".. Nah kalo di Medan, ganti saja A menjadi Bang, "Bang, Cari apa Bang..?" Dengan logat Medan.. hehe.. dan itu berlangsung dari lantai 1 sampai lantai 5.. Gile.. Kuat bener tuh penjaga counter, setiap orang lewat ditawarinnya HP. Salut, mana bulan puasa pula.. Gak kering apa mulut..
A Note To Myself Part 2
16 Aug 2009

Apabila ditanya mengenai kesibukkan.. sebenarnya banyak kesibukkan, bahkan terlampau banyak tugas dan kewjiban yang harus diselesaikan secepat mungkin.. Tapi, sepertinya hampa.. Otak dicekoki hal yang sama terus menerus!! Sangat berbahaya bermain terlalu lama di dalam kenyamanan akan kesibukkan ini!  Harus memulai pencarian kegiatan lain di luar kesibukkan ini, anggap lah itu sebagai pelarian dari kegiatan – kegiatan berulang ini.. Sudah saatnya saya membeli buku baru, apa daya dana yang ada belum terkumpul.. (*sigh*) Yah, untuk saat ini, mari kembali ke kenyamanan yang disajikan oleh kesibukkan… :/

A Note to Myself
08 Aug 2009
Belum banyak yang bisa dibuang ke monitor, soalnya masih banyak kekosongan di brangkas otak.. Terlalu subjektif dan egois untuk membuat opini terhadap hal - hal duniawi, masih banyak yang harus dipelajari sebelum membuang opini untuk disampaikan 

Sempet baca - baca blog orang.. Ada salah satu yang menarik..  Bertanya kepada dunia mengenai eksistensi diri.. 

Dimana kutempatkan diriku di dunia..? Apakah dunia mengubur jiwa ini terlalu dalam sehingga lupa akan tujuannya di sini..? Atau apakah diriku sendiri yang terlena membiarkan diriku terkubur oleh dunia..? 

Haha.. Sedikit pertanyaan pada diri sendiri.. Untuk menggelitik otakku yang menumpul ini.. 

Jadi teringat mimpi2 di waktu kecil.. Begitu tinggi dan sepertinya begitu mudah untuk dicapai.. Sky is the limit! Jiwa masa kecil yang tampaknya sudah lama terkubur karena terlena oleh dunia.. :/   
Maybe one day, i'll recover..  Knowing once more a purpose of 'me' in the world..
Birokrasi Imigrasi
03 Jul 2009
Beberapa waktu lalu pergi ke Kantor Imigrasi kelas 1 Bandung buat bikin paspor, dalam rangka mau jalan - jalan ke luar negeri.. Nah, terbayang - bayang banyaknya tahapan yang harus dilewatin, antrian yang harus ditunggu, roko yang harus dihisap demi 24 lembar izin keluar negeri.. Syaratnya aja udah macem2 : KTP, Kartu Keluarga, Paspor Lama, Akte Kelahiran, dan satu lembar Formulir yang harus diisi dengan huruf cetak dan tinta hitam..  Arrgh, bikin malas..
Tapi ternyata saya dibuat kagum dengan sistem yang dibuat di kantor Imigrasi Bandung ini, semuanya tersusun dan tertata, walaupun tidak rapih tapi teratur.. 
Pertama ngambil nomor antrian buat ngasih syarat - syarat.. Klo syarat - syarat sudah diapprove, ngambil nomor antrian buat bayar biaya paspor, waktu itu kenanya sekitar 200rban.. (zzz...).. Klo udah bayar, ngambil nomor antrian buat difoto dan wawancara, wawancara tragis 5 menit.. :p Then, klo udah beres ngambil nomor antrian buat ambil paspor.. Klo lancar semuanya beres dalam 2 minggu.. ;) Cuma karena saya malas - malasan, jadinya beresnya dalam 2 bulan.. haha.. :D

Ah, tapi sempat curi-curi dengar waktu lagi duduk nungguin dipanggil nomer.. "Wah, klo sama saya bayar 550rb, langsung difoto 2 hari beres.." Ck ck ck.. ini nih yang bikin kacau sistem antrian.. Ah..

Sebelum Tidur..
02 Jul 2009
Udah 1 bulan tidak berblog ria..  :)

Beberapa bulan terakhir ini rasanya ko waktu hidup berubah.. Tidur jam 5 pagi, bangun jam 1 siang..  Klo ada kuliah, bangunnya jam 10an atau jam 8an.. Grrr..!!

Aktifitas sebelum tidur :
1.  Ngeroko sebatang
2.  Minum susu
3.  Ngenet
4.  Gunta ganti channel yang ada sekitar 50an channel,  biasanya urutannya ESPN, Star Sport, HBO Signature, HBO, Animax, National Geograhic, terakhir biasanya discovery channel supaya bisa bantu tidur karena acaranya sering membosankan..

 Pola hidup jadi aneh.. Udah mencoba untuk merubah pola tidur dengan gak tidur sama sekali malamnya, tapi tetep aja tidurnya selalu pagi buta..  Ah, harus dihentikan pola hidup gak sehat seperti ini As Soon As Possible, Lebih Cepat Lebih Baeee... ;)
Ngubah Layout
04 Jun 2009
Diubah layoutnya.. ada yang protes, katanya terlalu rame jadi pusing mo baca yang mana.. hehe..